Bagi Bagi Beritaku - Sering di Facebook kita melihat dinding teman terpampang hasil sebuah kuis.
Misalnya saja, Selebriti yang sesuai dengan karakter kita, Siapa yang melihat profil kita baru-baru ini, Berapa skor IQ kita, dan lain sebagainya.
Lalu tanpa sadar kita pun mengeklik tautan untuk mengikuti kuis yang sama.
Tanpa pertimbangan lama kemudian membagi pula hasilnya di lini masa kita.
Saya yakin mereka yang mengisi dan berbagi hasil tak menyadari bahaya di balik kuis yang sebenarnya untuk lucu-lucuan itu.
Jika sadar bahaya tentu tak akan mengeklik dan berbagi hasil.
Cukup tersenyum simpul saja.
Bagi yang ringan tangan mengikuit kuis itu, perhatikan jika kita diminta mengisi data atau informasi pribadi sebelum mendapat hasil yang mereka inginkan.
Di situlah ada kemungkinan tangan-tangan hacker bekerja.
Bisa jadi kita berkilah, pihak pembuat kuis tidak akan mempergunakan informasi atau data pribadi yang kita berikan untuk kepentingan pribadi mereka.Namun, baca pernyataan - yang biasanya harus kita centang untuk menuju langkah berikutnya – dengan teliti.
Tak jarang pembuat kuis mencantumkan klausul sepeti ini, “Kami memiliki hak mengubah atau memodifikasi kebijakan privasi ini dari waktu ke waktu dan, dalam kasus semacam itu, kami akan membuat pemberitahuan publik dalam laman kebijakan privasi ini (atau melalui pemberitahuan individu seperti dokumen tertulis, faksimili atau e-mail) dan mendapatkan persetujuan dari para pengguna jika diharuskan oleh hukum yang berlaku”.
(Facebook)
Nah, jika kita asal mencentang saja surat pernyataan itu, di sinilah peretas memanfaatkan kelengahan kita.
Menurut Sri Sridharan, Direktur Manajer di Florida Center untuk bagian Cybersecurity, semakin peretas mengetahui banyak informasi tentang kita, semakin mereka bisa mengarahkan kita ke situs-situs lain yang seharusnya tidak kita kunjungi.
Data pribadi kita itu bagi seorang pemasar tentu menjadi berlian yang tak ternilai harganya di mata pengiklan dunia maya.
Tak ada jaminan bahwa data-data kita tak jatuh ke tangan pihak ketiga.
Tak jauh berbeda, pakar anti-virus Alfons Tanujaya dari perusahaan Vaksincom, juga menekankan kepada upaya pembuat kuis untuk mendapatkan sebanyak mungkin pengguna.
Jika layanan mereka makin populer, maka akan memberikan keuntungan finansial yang makin besar untuk pembuatnya.
Lepas dari soal data-data pribadi tadi, jika kita telaah hasil kuis itu sebenarnya tidak berguna bagi kita.
Sekadar lucu-lucuan yang tidak lucu kata seorang teman sebab tak jarang malah “membuka aib” kita.
Dalam kasus tes IQ secara daring, banyak soal ujian yang mungkin dirancang secara asal dan tentu saja jawabannya juga asal, karena tujuan utama si pengelola situs bukan ingin mengukur IQ pengguna, tetapi menggali data pribadi Facebook sebanyak mungkin.
Bisa jadi hasil tes IQ itu sepenuhnya keliru.
Di Indonesia, situs yang diketahui sering menyediakan kuis-kuis itu antara lain Vonvon.me, Testony.com, NameTests.com, Pengintip.us, sampai yang level internasional adalah Test-IQ.com atau IQ-Test-Results.com untuk urusan tes kecerdasan yang tentu saja belum jelas jundrungannya.
Untuk mengecek kepribadian ada CheckMyPersonality.com.
Beberapa situs seperti IQ-Test-Results.com, ternyata meminta biaya bulanan yang berulang untuk pengguna terdaftar.
Lalu situs CheckMyPersonality.com ternyata meminta persetujuan dari pengguna untuk "memverifikasi akun kartu kredit Anda yang valid."
Enggak berhenti sampai di situ, CheckMyPersonality.com ternyata juga meminta wewenang untuk menggali semua jenis informasi tentang penggunanya.
Nah, tak ada salahnya mempertimbangkan saran Alfons berikut ini.
“Untuk pengguna Facebook agar jangan pernah memasukkan username dan password di aplikasi apa pun. Jika pengguna secara sukarela memberikan data penting itu, maka kesalahan ada pada Anda, bukan pada Facebook yang sejatinya sudah memberikan proteksi untuk tidak memberikan informasi.
"Facebook sudah memproteksi supaya data pengguna tidak otomatis bisa diambil. Jadi kalau user berhati-hati dan tidak pernah memasukkan data penting, seharusnya dia aman."(*)
Tidak ada komentar: