Bagi Bagi Beritaku -Korea Utara kembali melakukan aksi provokasi, dengan meluncurkan rudal balistik pada Rabu 29 November 2017, sesaat sebelum pukul 03.00 waktu setempat.
Itu adalh misil pertama yang diluncurkan Pyongyang dakam lebih dari dua bulan terakhir.
Pengumuman terkait peluncuran rudal Korea Utara disampaikan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (Joint of Staff), saaat misil yang mengarah ke timur itu masih terbang di angkasa.
Sementara itu, sirene tanda bahaya dibunyikan di Jepang, memberitahukan pada warga bahwa Korut menembakan rudal ke arah Negeri Matahari Terbit.
Sekitar 50 menit pasca-dilluncurkan, seperti dilaporkan NHK, misiil yang ditermbakan Korut jatuh Samudra Pasifik, di dekat Jepang, diduga di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) negara itu.
PM Jepang Shinzo Abe lansung memerintahkan rapat kabinet darurat digelar untuk membahas soal peluncuran rudal Korut.
Ditempat terpisah, pihak Gedung Putih mengatakan, Presiden AS Donald Trumo telah di beri tahu soal perkembangan tebaru dari Semenanjung Korea, bahkan ketika misil masih melayang di udara.
Bekerja sama dengan pihak AS, Seol berusaha menganalisis tipe rudal ditembakkan Kim Jongun.
"Kami masih dalam tahap menilai situasi yang tejadi dan memberikan informasi ketika itu sudah tersedia, " kata juru bicara Pentagon, Kolonel Robert Manning seperti di kutip dari ABC Australia, Rabu(29/11/2017).
Ini adalah tes rudal balistik Korea Utara pertama sejak 15 September 2017.
Sebelumnya, Ronald Trump mengeluarkan ultimatum bahwa ancaman Korea Utara untuk menyerang AS dan sekutu-sekutu nya akan menjadi ' miskalkulasi yang fatal' bagi pihak Pyongyang.
Pemerintahan AS saat ini sangat berbeda dari sebelumnya. Jangan meremehkan kami. Dan jangan coba-coba dengan kami, "kata Trump dalam sebuah pidato di Korsel.
Peluncuran tersebut juga menandai sikap penentangan Korea Utara pada Rusia yang mengklaim bahwa jeda peluncuran rudal menandakan Pyongyang siap untuk meredakan keterangan sesuai dengan proposal dari Moskow dan Beijing.
Dua negara tersebut awalnya yakin, Korea Utara mau membekukan uji coba rudal dan nuklir dengan imbal balik berkurangnya laithan militer AS dan sekutunya di Semenanjung.
Korea Utara kembali menembakan rudal balistik, pada Rabu dini hari waktu setempat. Hal tersebut diungkap oleh Kepala Staf Gabungan Kore Selatan (Joint Chiefs of Staff).
Seperti dikutif dari CNN, Rabu (29/11/2017), saat informasi tersebut diumumkan, rudal Korea Utara masih dalam posisi terbang."Korea Utara menembakan rudal balistik yang belum diketahui jenisnya pagi ini dari Pyongsong Selatan. Misil itu mengarah ke timur,"kata pejabat Kepala Staf Gabungan Korsel.
" Kepala staf gabugan sedang menganalisis lebih jauh terkait rudal terkait rudal tersebut dengan pihak Amerika Serikat."
sebelumnya, pejabat pertahanan dan intelijen AS dilaporkan bertanya-tanya mengapa pemimpin Korut Kim Jong-un tal melakukan uji coba rudal balistik selama hampir dua bulan.
Sebelum uji coba terakhir Rabu ini, Korea Utara telah meluncurkan 22 misil tanpa hulu ledak aktif, dalam 15 uji coba sejak Februari 2017.
Pejabat AS mengatakan Korea Utara terus mengembangkan rudal, bahan roket dan mesinnya, serta sistem target dan pandu missil.
Jika itu benar, AS menduga, Pyongyang mungkin dapat menempati sebuah hulu ledak mini di sebuah misil sekitar tahun 2018. Membuat Korea Utara
Tidak ada komentar: